Jumat, 20 Desember 2013

WATERMARKING


Cara menginstal visual studio 2010

Menginstal Visual Studio 2010, langkah-langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

Langkah pertama extract open cv 2.4 ke dalam local disk c:




Setelah itu buat empty project pada visual studio
File- new project, lalu pilih bagian Win32 Console Application


Isi nama file sesuai keinginan.lalu klik OK.
Kemudian buat file c++ baru dengan cara klik kanan pada Source Files di jendela properties lalu pilih new item, setelah itu namai file sesuai keinginan.
Langkah selanjunya adalah masuk ke tahap memasukkan library opencv.
Masuk ke property manager, klik kanan – properties


Kemudian pilih VC++ directories
Atur bagian Include Directories dengan menambahkan Direktori C:/opencv/build/include


Setelah itu atur bagian Library Direktori dengan Menambahkan direktori C:\opencv\build\x86\vc10\lib


Selanjutnya buka properties project dan atur General pada Linker dengan menambahkan direktori pada Additional Library Directories dengan direkori C:\opencv\build\vc10\lib


Lalu atur Input dengan menambahkan Additional Depedency dengan library yang ada pada opencv seperti dibawah ini :


Kemudian atur path pada Computer – Properties – Advanced System Settings – Environment Variable dengan menambahkan path seperti dibawah ini :


Setelah itu restart Microsoft Visual Studio dan buka project yang telah dibuat. Kini kita bisa langsung menuliskan script yang kita ingin jalankan.

Penjelasan Singkat

Digital Watermarking menjelaskan metode dan teknologi yang menyembunyikan informasi , misalnya nomor atau teks , media digital , seperti foto , video atau audio. Embedding berlangsung dengan memanipulasi isi data digital , yang berarti informasi tersebut tidak tertanam dalam bingkai di sekeliling data . Proses bersembunyi harus sedemikian rupa sehingga modifikasi media yang tak terlihat . Untuk gambar , ini berarti bahwa modifikasi nilai piksel harus terlihat . Selain itu , watermark harus baik kuat atau rapuh , tergantung pada aplikasi . Dengan " kuat " , kita berarti kemampuan watermark untuk melawan manipulasi media , seperti kompresi lossy ( di mana mengompresi data dan kemudian dekompresi itu mengambil data yang mungkin akan berbeda dari aslinya , tapi cukup dekat untuk menjadi berguna dalam beberapa cara ) , scaling, dan tanam , antara lain . Dalam beberapa kasus , watermark mungkin perlu rapuh . " Fragile " berarti bahwa watermark tidak boleh menolak gangguan , atau akan menolak hanya sampai tertentu , yang telah ditetapkan batas .

Seseorang yang telah mendapatkan produk digital dapat mengklaim bahwa produk tersebut adalah hasil karyanya. Berhubung tidak ada bukti kepemilikan sebelumnya, maka klaim tersebut mungkin saja dipercaya.
Aplikasi pertama yang datang ke pikiran yang berkaitan dengan perlindungan hak cipta media digital . Di masa lalu, menduplikasi karya seni itu cukup rumit dan membutuhkan keahlian tingkat tinggi untuk palsu agar terlihat seperti aslinya. Namun, dalam dunia digital , hal ini tidak benar . Hari ini, adalah mungkin bagi hampir semua orang untuk menduplikasi atau memanipulasi data digital , sementara tidak kehilangan kualitas data.
Mirip dengan pelukis tanda tangan atau monogram , seniman saat ini dapat hak cipta karya mereka dengan menyembunyikan nama mereka dalam gambar . Oleh karena itu, watermark tertanam memungkinkan identifikasi pemilik pekerjaan. Hal ini jelas bahwa konsep ini juga berlaku untuk media lain , seperti video digital dan audio. Saat ini , distribusi tidak sah dari digital audio dan video melalui Internet adalah masalah besar . Dalam skenario ini , watermarking digital mungkin berguna untuk mengatur distribusi audio dikendalikan dan untuk menyediakan cara yang efisien untuk perlindungan hak cipta , biasanya bekerja sama dengan badan-badan internasional pendaftaran .

Jika ada orang lain yang mengklaim bahwa produk multimedia yang didapatkannya adalah miliknya, maka pemegang hak cipta atas karya multimedia tersebut dapat membantahnya dengan mengekstraksi watermark dari dalam data multimedia yang disengketakan. Watermark yang diekstraksi dibandingkan dengan watermark pemegang hak cipta. Jika sama, berarti memang dialah pemegang hak cipta produk multimedia tersebut.
Pada dasarnya, teknik watermarking adalah proses menambahkan kode identifikasi secara permanen ke dalam data digital. Kode identifikasi tersebut dapat berupa teks, gambar, suara, atau video. Selain tidak merusak data digital produk yang akan dilindungi, kode yang disisipkan seharusnya memiliki ketahanan (robustness) dari berbagai pemrosesan lanjutan seperti pengubahan, transformasi geometri, kompresi, enkripsi, dan sebagainya. Sifat robustness berarti data watermark tidak terhapus akibat pemrosesan lanjutan tersebut.
Ada beberapa kemungkinan aplikasi untuk teknologi watermarking digital dan jumlah ini meningkat dengan cepat. Sebagai contoh, di bidang keamanan data, watermark dapat digunakan untuk sertifikasi, otentikasi, dan akses bersyarat. Sertifikasi merupakan masalah penting untuk dokumen resmi, seperti kartu identitas atau paspor.

Sejarah Watermarking
Pada akhir abad 13, pabrik kertas di Fabriano, Italia, membuat kertas yang diberi watermark atau tanda-air dengan cara menekan bentuk cetakan gambar atau tulisan pada kertas yang baru setengah jadi. Ketika kertas dikeringkan terbentuklah suatu kertas yang berwatermark. Kertas ini biasanya digunakan oleh seniman atau sastrawan untuk menulis karya mereka. Kertas yang sudah dibubuhi tanda-air tersebut sekalius dijadikan identifikasi bahwa karya seni di atasnya adalah milik mereka [HEN03].
Ide watermarking pada data digital (sehingga disebut digital watermarking) dikembangkan di Jepang tahun 1990 dan di Swiss tahun 1993. Digital watermarking semakin berkembang seiring dengan semakin meluasnya penggunaan internet, objek digital seperti video, citra, dan suara yang dapat dengan mudah digandakandan disebarluaskan.

Penyisipan Watermarking
Di sini kita hanya meninjau watermarking pada citra digital. Proses penyisipan watermark ke dalam citra disebut encoding dan ditunjukkan Gambar 1. Encoding dapat disertai dengan pemasukan kunci atau tidak memerlukan kunci. Kunci diperlukan agar watermark hanya dapat diekstraksi oleh pihak yang sah. Kunci juga dimaksudkan untuk mencegah watermark dihapus oleh pihak yang tidak berhak.

Contoh Pertama

Tiga gambar di bawah ini menggambarkan aplikasi ini. Gambar (a) menunjukkan foto asli dari sebuah mobil yang telah dilindungi dengan teknologi watermarking. Dalam foto (b), gambar yang sama ditampilkan, tetapi dengan sedikit modifikasi: angka-angka pada plat telah diubah. Gambar (c) menunjukkan foto setelah menjalankan program deteksi watermark digital pada foto dirusak. Daerah yang dirusak ditunjukkan putih. Kita dapat melihat dengan jelas bahwa daerah yang terdeteksi sesuai dengan modifikasi yang diterapkan pada foto asli.


Contoh Kedua

Contoh di bawah ini menggambarkan bagaimana watermarking digital dapat menyembunyikan informasi dengan cara yang sama sekali tidak terlihat . Gambar asli adalah di sebelah kiri , gambar watermark di sebelah kanan dan berisi nama penulis.



Contoh Ketiga







Verifikasi Watermark
Verifikasi watermark dilakukan untuk membuktikan status kepemilikan citra digital yang disengketakan. Verifikasi watermark terdiri atas dua sub-proses, yaitu ekstraksi watermark dan pembandingan. Sub-proses ekstraksi watermark disebut juga decoding, bertujuan mengungkap watermark dari dalam citra.
Decoding dapat mengikutsertakan citra asal (yang belum diberi watermark) atau tidak sama sekali, karena beberapa skema watermarking memang menggunakan citra asal dalam proses decoding untuk meningkatkan unjuk kerja yang lebih baik [HEN03]. Sub-proses pembandingan bertujuan membandingkan watermark yang diungkap dengan watermark asli dan memberi keputusan tentang watermark tersebut. Proses verifikasi watermark ditunjukkan pada Gambar 3.













Sumber teori watermarking:
WWW.alpvision.com and Wikipedia.com